Seingai adalah legend TITIK!!! Udah dua abad kali gw sama sekali gak menyentuh rak CD gw yang tersusun rapih. Menemukan CD Seringai masih bersih dan rapi membuat gw kembali semangat untuk mendengarkan lagi. Masih inget gw jaman jaman SMA nyetel satu album ini sebelum ke sekolah. Bagi gw dulu mendengarkan Seringai adalah pilihan cerdas! Kenapa? Gw merasa ter-doktrin oleh Seringai, liriknya cerdas dan sedikit membuat gw rusak gendang telinga. (gak deh, lebay!) Meskipun digempur distorsi gitar tebal yang membuat telinga saya sakit, bagi gw Seringai adalah pahlawan. Kenapa? Secara gak langsung, apa yang disampaikan Seringai lewat lirik lirik lagunya, persis sama apa yang gw rasain sebagai anak muda jaman sekarang.
Kita gak punya lagi venue atau panggung untuk tempat kita bisa bereksplorasi dengan musik. Itu yang disampaikan Seringai lewat lagu ”Psikedelia Diskodoom”. Datang ke acara acara metal sambil megang beer dan berkata F**K YOU! membuat gw kembali berasa muda, itu yang disampaikan Seringai lewat lagu ”Berhenti di 15”. Untuk anak anak sekarang yang termakan trend, korban mode dan apalah sebutan bagi itu semua dan sebutan para alay alay, itu disampaikan Seringai lewat lagunya ” Menelan mentah ini semua tidak bertahan lama”. Dan satu lagi, cantik itu tidak berarti putih, dan juga berambut panjang, cantik adalah bagaimana kamu mempresentasikan dirimu, itu juga yang disampaikan Seringai lewat lagunya ”Citra Natural”.
Mungkin bagi gw dulu jaman jaman masih SMA, masih bau kencur yang masih labil, yang masih bisa diajak kemana-mana, yang diajak ngebakar ga**a ayo, diajak mabok juga ayo! Lama lama bosen juga gitu terus, terus sama tata tertib sekolah yang entah itu sama sekali bikin saya ingin meludahi kepala sekolah waktu itu. Lalu lanjut masuk kelas tiga SMA gw semakin dewasa, makin menyadari arti sosok TUHAN yang dulu sempet gw tentang! Menyadari kalo gw sekarang udah bisa berfikir kritis dan cerdas, kebebasan individu gw merasa gak dibatasi, dan itu juga yang disampaikan Seringai lewat lagunya ”Mengadili Persepsi Bermain Tuhan”.
Thats enough, masih banyak cerita cerita gw lainnya, pesen gw cuma satu , kita sebagai anak muda, sebagai generasi penerus, sebagai calon bapak dan ibu bagi anak anak kita kelak. Berfikir untuk maju jangan berfikir gw hidup untuk gw dan keluarga gw, berfikir apa yang bisa sumbang buat Indonesia kedepannya.
Kamis, 28 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar